Pramuka
Pramuka
Sejarah Hari Pramuka Nasional Hari Pramuka Nasional ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961. Bersamaan dengan itu, Presiden Soekarno juga melantik Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas) Kwartir Nasional (Kwarnas) dan Kwartir Nasional Harian (Kwarnari). Ditetapkannya sebagai Hari Pramuka Nasional karena secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan secara umum di Istana Negara pada 14 Agustus 1961. Momen itu ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Tanggal 14 Agustus itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka Nasional Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia Pramuka dibentuk setelah dileburkannya berbagai organisasi kepanduan yang tumbuh di Indonesia dalam kurun waktu 1950-1960. Sejarah Pramuka di Indonesia tidak terlepas dari gagasan Robert Baden Powell yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Dunia. 1912 Pada 1912, dimulai latihan sekelompok pandu di Batavia yang kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Cikal bakal Pramuka ada sejak berdirinya organisasi kepanduan di Indonesia saat jaman penjajahan Belanda bernama Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIPV). 1916 Lantaran melihat manfaat dari gerakan kepanduan membuat para tokoh bangsa mulai mendirikan Padvinders untuk anak bangsa. Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo yang membentuk Javaansche Padvinders Organisatie Setelah itu muncul organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan dan lainnya. Antara lain Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.